Masa Depan Sehat di Project Sunlight

Thursday, November 20, 2014

Pernah mendengar Project Sunlight sebelumnya? Bukan proyek merek sabun cuci ternama ya. Tapi memang namanya kebetulan sama. Project Sunlight adalah prakarsa Unilever Global yang diluncurkan di 5 negara: Indonesia, Amerika Serikat, Inggris, Brasil dan India pada tahun 2013. Yang mana merupakan perwujudan dari Unilever Sustainable Living Plan (USLP) yang bertujuan :

Mengajak jutaan orang di seluruh dunia untuk mewujudkan hari esok yang lebih cerah bagi anak-anak dan generasi mendatang, dengan menerapkan cara hidup yang lebih lestari (sustainable), dengan menginspirasi masyarakat melakukan tindakan nyata.

Tahun ini, Unilever kembali meluncurkan Project Sunlight fokus pada Masa Depan Sehat. Menyoroti gagasan tentang masa mendatang dari pemimpin masa depan yang memiliki mimpi untuk menghadapi tantangan dengan menciptakan perubahan positif pada isu-isu lokal, seperti menyediakan akses pada kebutuhan primer secara berkesinambungan.

Untuk mewujudkan masa depan yang sehat, Unilever melalui Project Sunlight mengajak masyarakat turut berpartisipasi melalui berbagai cara melalui situs projectsunlight.co.id. Masyarakat dapat ikut berpartisipasi melalui :

  • Lihat (VIEW). Menyaksikan film inspirasional Project Sunlight di situs projectsunlight.co.id. Setiap kali film ini disaksikan, Unilever akan menyumbangkan Rp. 100,- 
  • Bertindak (ACT).
    • Menulis ide untuk #brightfuture di projectsunlight.co.id mengenai bagaimana bisa membuat perubahan. Setiap ide yang dituliskan Unilever akan menyumbang Rp. 1.000,- 
    • Menjadi relawan #brightfuture untuk secara langsung melakukan edukasi kesehatan dan berinteraksi dengan anak-anak di berbagai Sekolah Dasar di Jakarta, Surabaya, Medan, Makassar dan Yogyakarta. Unilever akan menyumbang Rp. 100.000,-
    • Bekerja sama dengan Lotte Mart untuk mendukung program edukasi dan penyediaan fasilitas sanitasi di Sumba NTT. Setiap pembelian produk Lifebuoy, Pepsodent dan Domestos, Unilever akan menyumbang Rp. 1.000,-
  • Berbagi (SHARE). Menyebarkan cerita atau video inspirasional mengenai gagasan anak tentang masa depan untuk membantu menginspirasi lebih banyak lagi masyarakat Indonesia.
  • Ikut (FOLLOW). Mengikuti cerita inspirasi di Project Sunlight.
Seluruh donasi yang terkumpul akan digunakan untuk melakukan edukasi dan membangun penyediaan fasilitas sanitasi di Sumba, NTT. Kenapa di NTT, karena menurut hasil survei, disini masih tergolong paling sulit digapai secara lokasi, dan buruk secara fasilitas sanitasi.


Tentang Kondisi Sanitasi di Dunia dan Indonesia :
  • Ribuan anak menderita atau meninggal karena penyakit yang sebenarnya dapat dicegah, dan penyebab utamanya adalah kesulitan mendapatkan akses untuk sanitasi yang layak dan air minum yang higienis dan bersih.
  • Di dunia diperkirakan 2.5 juta milyar mempunyai akses yang minim untuk sanitasi yang layak (lebih dari 35% dari populasi dunia).
  • Di Indonesia, lebih dari 40 juta orang memiliki akses yang minim untuk sumber air bersih dan lebih dari 110 juta penduduk tidak memiliki akses untuk sanitasi yang baik. Dengan hanya 2% akses untuk sistem pembuangan air dan kotoran di area perkotaan, ini adalah salah satu yang terendah di dunia dan di antara negara berpenghasilan menengah.
  • Berdasarkan catatan dari Joint Monitoring WHO/UNICEF (2010) masih ada lebih dari 63 juta orang yang  buang air tidak pada tempatnya, dan 46% rumah tangga belum memiliki fasilitas jamban yang memadai.
  • Salah satu indikasi sanitasi buruk adalah terjangkitnya penyakit diare, dan di Indonesia terdapat dua per tiga kematian balita disebabkan oleh diare. Namun, telah ada penurunan prevalensi diare dari 9% pada tahun 2007 menjadi hanya 3,5% di tahun 2013.
  • Baru 47% yang memiliki perilaku cuci tangan dengan benar di Indonesia, padahal membiasakan mencuci tangan pakai sabun menggunakan air mengalir dapat menurunkan risiko diare hingga 50%.
  • Angka diare lebih tinggi sebesar 66% pada anak-anak dari keluarga yang melakukan buang air besar di sungai atau selokan dibandingkan mereka pada rumah tangga dengan fasilitas toilet pribadi dan septik tank. 
  • Kontaminasi feses terhadap tanah dan air merupakan hal yang umum di daerah perkotaan, hal ini diakibatkan oleh kepadatan penduduk yang berlebihan, toilet yang kurang sehat dan pembuangan limbah mentah ke tempat terbuka tanpa diolah.
  • Sebagian besar rumah tangga di perkotaan yang menggunakan pompa, sumur atau mata air untuk persediaan air bersih mereka memiliki sumber-sumber air ini dengan jarak 10 meter dari septik tank atau pembuangan toilet. Septik tank jarang disedot dan kotoran merembes ke tanah dan air tanah sekitarnya.
  • Situasi masyarakat miskin perkotaan perlu mendapatkan perhatian segera. Di daerah-daerah kumuh perkotaan, sanitasi yang tidak memadai, praktek kebersihan yang buruk, kepadatan penduduk yang berlebihan, serta air yang terkontaminasi secara sekaligus dapat menciptakan kondisi yang tidak sehat. Penyakit-penyakit terkait dengan ini meliputi disentri, kolera dan penyakit diare lainnya, tipus, hepatitis, leptospirosis, malaria, demam berdarah, kudis, penyakit pernapasan kronis dan infeksi parasit usus.
  • Permasalahan sanitasi merupakan tanggung jawab bersama dan merupakan salah satu agenda Tujuan Pembangunan Milenium Indonesia (MDG), target pemenuhan akses sanitasi layak pada 2015 harus mencapai 62,41%. 

Semudah itu kita bisa membantu dan berpartisipasi. Silahkan berbagi ide #brighfuture dan mengunduh materi edukasinya di projectsunlight.co.id. Partisipasi ini begitu besar artinya bagi mereka yang membutuhkan sanitasi layak diluar sana. Terima kasih Unilever yang telah mengajak saya untuk ikut dan berperan serta pada sharing session bersama MommiesDaily.com. Dan terima kasih untuk semua mommies blogger yang telah hadir dan ikut menjadi relawan Project Sunlight. Yuk sekarang giliranmu :)

  • Share:

You Might Also Like

0 comments