To My Husband

Sunday, July 15, 2012

"Hi Ayah", 2012
(Lola 11 months)

Tergelitik untuk menulis tentang pengalaman pribadi, sudah lama tidak bercerita tentang deep personal opinion. Semoga tulisan saya kali ini tidak membuat malas untuk dibaca, karena akan panjang dan bertele-tele.

Ingin bercerita tentang apa artinya usaha, support dan keyakinan. Saya hidup dengan orang tua yang sangat keras dalam hal keuangan. Bisa dibilang mereka tipikal yang sangat perhitungan dan tidak akan memberikan saya uang jajan lebih meski itu cuma Rp. 50.000, padahal saya tahu mereka mampu memberi lebih dari itu.

Uang jajan saya waktu kuliah dulu di 2002-2006 itu Rp. 600.000 diluar uang urusan biaya perkuliahan. Untung saja saya berhasil masuk kuliah di ITB, sehingga gaya hidup irit di lingkungan saya terasa kental sekali, kebanyakan mahasiswa memang dari daerah dan beasiswa. Hidup dengan uang secukupnya selama sebulan, tidak serta merta bisa membuat saya pergi ke mall berkali-kali, shopping tiap minggu atau sekedar 'ngopi' cantik, tapi ya untuk sesekali masih bisa.

Meski disisi lain orang tua sanggup membelikan mobil baru untuk kuliah, tapi tidak mempengaruhi kondisi keuangan saya. Hidup irit itu keharusan. Memikirkan uang yang harus cukup untuk makan sehari-hari dan bensin ternyata tidak mudah ya. Karena pasti ingin pergi jajan lucu atau ikut teman pergi main di mall. Jadi yang bagi saya menabung uang receh Rp 1.000 itu betul-betul dilakukan demi menjaga stabilitas keuangan.

Akhirnya saya memulai perjalanan karir di usia 21 tahun saat baru lulus kuliah. Sempat menerima pekerjaan freelance untuk menambah uang saku, namun jarang juga karena tidak ada banyak waktu saat sedang kuliah. Alhamdulillah begitu lulus langsung mendapatkan pekerjaan, dan sejak itu saya sama sekali tidak pernah diberikan uang jajan lagi oleh orang tua. Padahal di 2006 gaji saya cuma Rp 1,2 juta dari sebuah advertising agency ternama dan harus cukup untuk satu bulan hidup di Jakarta yang serba mahal, meski tinggal masih dengan orang tua.

Uang gaji Rp 1,2 sebulan dan hidup dengan lingkungan pertemanan yang sering pergi makan enak di resto & cafe lalu berlanjut pergi 'nongkrong', belanja ke mall, itu tuh beraaaaattttt. Harus kuat bisa menutup mata dan menjaga hati. Singkat kata perjalanan karir kantoran saya dimulai, disitulah saya belajar yang namanya mencari uang berusaha sepenuh hati. Akhirnya pindah bekerja di TV swasta dan gaji yang jauh lebih baik bahkan melebih standar gaji seusia saya. Dan saya disini cukup lama sudah hampir 4 tahun.

Tibalah waktunya saya menikah, dan karena orang tua saya mendidik keras soal uang, akhirnya saya memiliki peran untuk menyumbang dana pernikahan. Katanya menikah kewajiban orang tua, tapi menurut mereka menikah itu sederhana saja, tidak perlu mewah apalagi pamer. Mobil saya pun dijual karena ingin berusaha mandiri tapi uang pribadi tidak cukup. Mencari tambahan sidejob untuk mengumpulkan uang pernikahan. Hasilnya ya pernikahan saya sederhana tapi ada jernih payah saya dan suami, bahkan uang angpao kami pun, diberikan kepada orang tua.

Jadi ketika hidup pernikahan kami dimulai, semua berawal dari nol. Karena uangnya habis buat dana resepsi. Memulai sesuatu bersama itu rasanya luar biasa. Kami menabung sedikit demi sedikit dan akhirnya kerja keras kita mulai menunjukan hasilnya. Kata orang menikah itu ada rejekinya sendiri, apalagi jika memiliki anak rejekinya In Shaa Allah bertambah. Prinsip ini saya pegang sekali. Intinya ya kalau menikah rejekinya bertambah, karena semangat untuk mencari rejekinya juga otomatis bertambah jika ada pasangan.

Saya dan suami lahir dari keluarga yang bukan siapa-siapa, hidup berkecukupan tapi tidak juga berlebihan. Kami hanya orang biasa saja. Seiring waktu berjalan saya merasa, akhirnya usaha yang saya jalankan mulai terlihat hasilnya. Tidak mudah yang namanya usaha dari dunia maya. Ya semua berawal dari blogging terus lanjut ke usaha offline. Saya harus bergadang tiap malam mengedit foto, belajar secara otodidak cara membuat website sampai sibuk memotret tanpa bayaran demi berlatih fotografi. Membangun image Fifi Alvianto pake passion tapi sebenernya berat prosesnya.

Alhamdulillah menginjak usia pernikahan 2 tahun lebih, kami akhirnya bisa beli rumah meski KPR (huhu terharuuuu). Beneran dari tabungan nol rupiah kita mengumpulkan uangnya, ya plus modal nekat. Bantuan orang tua saya pun tidak ada sama sekali, jadilah murni atas usaha sendiri. Bantuan dari orang tua saya itu, doa yang sangat manjur.

Bangga pastinya bisa mewujudkan mimpi, membeli rumah town house dengan hasil keringat dan bau badan. Kalo dipikir lagi, usaha saya sampai saat ini tidak lain diawali hanya karena blogging. Rejeki saya dari situ. Apalah jadinya semua pekerjaan saya kalo tidak bisa fotografi, web design dan mencoba memaintain pembaca blog. Walaupun tetap suami lebih punya peranan penting sebagai pencari nafkah.

Kesimpulannya, saya saat ini hidup memakai perasan keringat sendiri. Tidak dibantu orang tua, tapi peran mereka untuk membuat saya mandiri itu luar biasa sekali. Ditambah dukungan suami yang sangat besar, selalu mendukung semua kegiatan saya, meski kadang harus berselisih pendapat. I'm nothing without his support. Tidak ada artinya hidup saya sekarang kalau bukan karena suami yang pengertiannya luar biasa, secara orang tua saya sudah menyerahkan saya kepada suami sebagai pembimbing hidup, ya hanya kepada suami saya minta ijin segala hal, termasuk ijin bekerja. Dan hanya dengan dia, saya belajar tentang usaha, karena saya bukan istri yang tinggal meminta uang kepada suami, saya istri yang sanggup hidup susah dengan suami.

Terharu kalau dipikir lagi tentang hidup ini, semuanya tidak ada yang mudah tapi semuanya bisa diraih lewat hasil belajar dari pengalaman bertahun-tahun, dan yakin sama kemampuan diri sendiri. Hidup tanpa fasilitas membuat saya menjadi semangat ingin bisa mewujudkan keinginan dan semakin antusias.

Terima kasih suami yang selalu menjadi inspirasi saya untuk terus berkarya. Yang selalu yakin kalau istrinya spesial. Happy Anniversary. Minggu ini kita 3 tahun menikah, susahnya hidup sudah pernah dialami, tapi perjalanan masih panjang, kalau ada yang lebih sulit kita harus makin solid.

XOXO
*your wife and Lola

  • Share:

You Might Also Like

24 comments

  1. nice message from the post...
    happy anniversary mbak fifi alvianto :)

    ReplyDelete
  2. :) Mashallah.. May Allah bless u both.. and wish u mroe and more success!

    ReplyDelete
  3. masya Allah..
    aku jadi terharu deh, huhu..
    sukses terus ya kak, aku bentar lg lulus doain aku spy bs survive ky kaka ya :)

    ReplyDelete
  4. survive itu emang harus yah kak? we have the same type of parents by the way. orang tua aku juga - agak sedikit keras dalam keuangan.

    baca cerita kaka juga makin tambah terharu jadinya. arti survive yang gimana. dan apa-apa yang udah aku buang percuma selama 20 tahun ini. *nangis deh nangis*

    nice post kaka, sukses buat aku terharu xixixi

    ReplyDelete
  5. happy anniversary, good job mb' fi :* (sarasglamourette)

    ReplyDelete
  6. happy anniversary k'fifi..
    baca ceritanya diluar dugaan ya..
    jadi makin kagum sayah..
    sukses terus ya, sebagai istri, ibu, anak dan pengusaha, amin. :)

    ReplyDelete
  7. Barakallah, Happy anniversary..Be Married be Happy yahh :)

    ReplyDelete
  8. blazernya lolaaaaaaa....love it!! bikin ato beli?
    btw seneng bgt baca yang ini, karena sempet ngerasain juga susah payah nya sampe bisa KPR rumah, huhuhu sedari sebelum menikah berjuang untuk itu soalnya :')finally, kami jg bs ngerasain home sweet home meski istananya kecil tp kerasa bgt soalnya hasil jerih payah berdua.
    Keep inspiring!! xoxo

    ReplyDelete
  9. hepiii anniversary tuk keluarga kecil kalian...
    semoga selalu bs jd ibu+istri terbaik ayah+suami terhebat dan lola jd anak yg selalu memberi inspirasi tuk ayah ibunya...

    ReplyDelete
  10. Happy anniversary fifi dan suami...
    Barokalloh yaaaa...

    ReplyDelete
  11. Subhanallah, terharuu gak menyangka aja, karena kan kalian terlihat seperti pasangan mapan sekali *maafkan istilah ini, tapi gak tau istilah yang pas apa*
    Selamat ulang tahun pernikahan yang ke-3 untuk fifi dan suami, semoga tiap langkahnya memperoleh kemudahan dan keberkahan dari Allah.
    Gw suka banget postingan ini, untuk foto nya? Keren sekali, selalu suka foto-foto di blog ini.

    ReplyDelete
  12. happy anniversary fifi and husband.May Allah always be with ur family.amin
    :)

    x,
    from malaysia

    ReplyDelete
  13. barakallah... smg Allah merahmati pernikahan yang ikhlas :)

    ReplyDelete
  14. Barakallah.. Happy anniv tante Fifi :)

    ReplyDelete
  15. Thank youuu all gorgeous lady..
    XOXO from me and Lola.

    ReplyDelete
  16. wadduuuhh...!! ga nyangka banget, mbak Fifi yang terlihat kereen abis, sepertinya well maintainance, baju-tas-sepatu semua2nya serba keren, tauknya ga seperti yang aku pikir. Aku pikir, mbak Fifi tipe yang dimanja orang tua, dikasi fasilitas + duit dari ortu. Tipe yang tinggal ongkang2 kaki aja. Tauknya.. salute banget deh mbak. Ga nyangka, dan sangat2 termotivasi. Well done mbak! sukses terus ya :)

    ReplyDelete
  17. barakallah... terharu banget baca posting in mba fifi , banyak dapet inspirasi . semoga lengeng ya mba selamanya :)

    ReplyDelete
  18. mbak fifi, tulisan-mu inspiratif sekali, terima kasih dan happy aniversarry

    ReplyDelete
  19. terharu mbak..huhuhu..jadi semangat ngumpulin rupiah buat berkeluarga ntar..terimakasih ya,teruslah menginspirasi, sun sayang ke neng Lola :)

    ReplyDelete
  20. cerita mba vivi hampir mirip bgt deh dengan saya...jadi terharu...peran orang tua untuk membuat kita jadi mandiri memang luar biasa mba... inspiratif sekali

    ReplyDelete
  21. Mba fifi, sangat terharu sekali, sungguh sama banget perjalanan hidupnya dari jaman masih kuliah sampai merencanakan pernikahan dan membangun rumah tangga baru, kalo saya malah sempet ngontrak 3 tahun.turun dari pelaminan lagsung pulang kerumah kontrakan.

    tapi saya senang dan bangga dengan hasil ini semua

    ReplyDelete
  22. assalamualaikum mbak fifi, baru baca ini... dan terharu... saya nangis mbak, karena saya baru 1 bln lebih menikah, dan tanpa diduga suami memilih berhenti kerja karena masalah teknis diperusahaannya.. sulit memang tp kembali lagi hidup itu pilihan, harus ada yg dikorbankan untuk yg lbh baik..
    walaupun saya tetap bekerja, saya sempet stress mikirin itu, tapi baca post di blog mbak ini saya yakin saya dan suami pasti bisa.. makin semangat jadinya. makasih Mbak Fifi.. barakallah u/mbak fifi sekeluarga.. happy fasting, salam peluk u/Lola..

    ReplyDelete
  23. Tulisan tulisan mb, bnar2 inspiring

    ReplyDelete
  24. Mba fifi.. Alumni tahun brp? Jurusan? Salam kenal yaa mba..
    Aku suka baca blognya mba, simpe tapi informatif dan penuh makna..

    ReplyDelete